Newest Post
// Posted by :Pika
// On :Minggu, 31 Januari 2016
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan
kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Istilah
dalam titrasi
· Titran
: Zat yang digunakan untuk mentitrasi
· Titrat
: Zat yang akan dititrasi
· TAT
: Titik Akhir Titrasi, ditandai adanya perubahan warna atau adanya endapan
· Larutan
Standar/larutan baku : larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti
· Indikator
: zat yang digunakan untuk membantu pengamatan pada saat TAT, contoh :
phenoftalein (pp), bromtimol biru (bb) dan metil merah
Jenis
titrasi
1. Titrasi
asam-basa
Titrasi
asam basa seringkali disebut dengan titrasi asidi alkalimetri
Titrasi asidimetri
v Asidimetri
adalah metode titrasi dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui
sebelumnya (titran) digunakan untuk mencari kadar suatu larutan basa.
v Larutan
asam yang biasa digunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat dan asam borat.
Titrasi alkalimetri
v Alkalimetri
adalah kebalikan dari asidimetri yaitu mencari kadar suatu larutan asam dengan
menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya sebagai titran.
v Larutan
basa yang biasa digunakan adalah NaOH.
Titrasi asam basa
v Melibatkan
reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang
ekuivalen.
v Titran
yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau basa kuat.
v Titrasi
asam-basa terbagi atas beberapa jenis :
1) Titrasi asam
kuat-basa kuat
2) Titrasi asam
kuat-basa lemah
3) Titrasi asam
kuat-garam dari basa lemah
4) Titrasi basa
kuat-garam dari basa lemah
Nama
|
Jangka pH dalam
mana terjadi perubahan warna
|
Warna asam
|
Warna basa
|
Kuning metil
|
2 – 3
|
Merah
|
Kuning
|
Dinitrofenol
|
2,4 - 4,0
|
Tak berwarna
|
Kuning
|
Jingga metil
|
3 – 4,5
|
Merah
|
Kuning
|
Merah metil
|
4,4 – 6,6
|
Merah
|
Kuning
|
Lakmus
|
6 -8
|
Merah
|
Biru
|
Fenophtalein
|
8 – 10
|
Tak berwarna
|
Merah
|
Timolftalein
|
10 -12
|
Kuning
|
Ungu
|
Trinitrobenzena
|
12 -13
|
Tak berwarna
|
jingga
|
2. Titrasi
pengendapan
Titrasi pengendapan
merupakan suatu proses titrasi yang dapat mengakibatkan terbentuknya endapan
dari zat-zat yang saling bereaksi (analit dan titran ).
v Titrasi
pengendapan mempunyai beberapa cirri-ciri :
1)
Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam basa.
2)
Kesulitan mencari indikator yang sesuai.
3)
Komposisi endapan sering tidak diketahui pasti.
Terdapat
3 cara penentuan suatu senyawa dengan titrasi
pengendapan yaitu :
1) Cara
mohr
v Pada
penentuan dengan cara mohr,dilakukan titrasi langsung dalam larutan netral dan
sebagai indicator digunakan ion kromat.
v Ion
kromat bertindak sebagai indikator yang banyak digunakan untuk titrasi
argentometri ion klorida dan bromida.
v Titik
akhir titrasi dalam metode ini ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata
dari perak kromat.
Cara volhard
2) Cara
volhard
v Cara
volhard digunakan untuk menetapkan kadar ion klorida secara tidak langsung
dalam suasana asam kuat
v Ke
dalam larutan klorida ditambahkan larutan baku perak nitrat dalam jumlah
sedikit dan berlebihan.
v Titik
akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah senyawa
Fe(CNS)2+.
3) Cara
fayans
v Cara
Fayans menggunakan indikator suatu senyawa organik yang dapat diserap pada
permukaan endapan yang terbentuk selama titrasi argentometri berlangsung.
v AgNO3
digunakan sebagai titran
v Indikator
yang digunakan adalah eiosin,fluoceein
v Metode
ini digunakan untuk menentukan Cl-,Br‑,I‑,SCN‑.
3. Titrasi
reduksi-oksidasi (redoks)
v Titrasi
Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator
berdasarkan atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi
dan oksidator akan tereduksi.
v Reduksi
adalah penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi.
v Oksidasi
adalah pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi
Titrasi redoks
Agar dapat digunakan sebagai
dasar titrasi, maka reaksi redoks harus memenuhi persyaratan umum sebagai
berikut :
v Reaksi
harus cepat dan sempurna.
v Reaksi
berlangsung secara stiokiometrik, yaitu terdapat kesetaraan yang pasti antara
oksidator dan reduktor.
v Titik
akhir harus dapat dideteksi, misalnya dengan bantuan indikator redoks atau
secara potentiometrik.
Oleh karena itu banyak
unsur-unsur mempunyai lebih dari satu tingkat oksidasi, maka dikenal beberapa
macam titrasi redoks yaitu :
v Titrasi
permanganometri.
v Titrasi
Iodo-Iodimetri
v Titrasi
Bromometri dan Bromatometri
v Titrasi
serimetri
indikator
|
Warna beroksidasi
|
Warna terduksi
|
Potensial peralihan (V)
|
kondisi
|
Erioglausin A
|
Biru kemerahan
|
Kuning kehijauan
|
+ 0.98
|
0.5 M H2SO4
|
difemilamin
|
ungu
|
Tidak berwarna
|
+0.76
|
Asam encer
|
Metilen biru
|
biru
|
Tidak berwarna
|
+0.53
|
1 M asam
|
Indigo tetrasulfonat
|
biru
|
Tidak berwarna
|
+0.36
|
1 M asam
|
phenosafranin
|
merah
|
Tidak berwarna
|
+0.28
|
1 M asam
|
4. Titrasi
pembentukan kompleks (kompleksometri)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus