Newest Post
// Posted by :Pika
// On :Selasa, 05 Januari 2016
Air
merupakan unsur penting dalam pembuatan bahan obat maupun pembuatan obat itu
sendiri. Air yang digunakan dalam industri farmasi harus memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu sehingga dapat digunakan dalam proses produksi
obat. Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan c-GMP. Hal tersebut disebabkan karena air
merupakan bahan baku dalam jumlah besar, terutama untuk produk sirup, obat
suntik cair, cairan infus, dan lain-lain. Bila tercemar, beresiko sangat fatal bagi
pemakai (pasien).
Air yang
digunakan bisa berasal dari sumur artesis dengan kedalaman masing-masing kurang
lebih 200 meter. Kualitas air yang digunakan untuk produksi, tergantung dari
persyaratan air yang digunakan produk yang dibuat, misalnya air murni atau air
untuk injeksi. Air yang akan digunakan untuk produksi juga mengandung
kontaminan. Kontaminan yang terkandung dalam air dapat digolongkan menjadi
beberapa kelompok antara lain :
1. Inorganic
contaminants atau kontaminan
anorganik seperti natrium klorida, kalsium karbonat, magnesium karbonat,
chloramines.
2. Organics
contaminants atau kontaminan
organik seperti sisa detergen, pestisida, limbah industri, limbah minyak, dll.
3. Solid atau zat padat seperti tanah, lumpur.
4. Gas, seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida.
5. Mikroorganisme. Mikroorganisme ini sangat mengganggu karena dapat
berkembang biak sangat cepat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan, sehubungan
dengan air yang akan digunakan pada industri farmasi :
1. Air merupakan salah satu raw material atau bahan awal yang digunakan dalam industri farmasi
(terutama untuk sediaan cair, sirup, infus) sehingga harus sesuai dengan c-GMP
ataupun CPOB 2006.
2. Air merupakan media bagi pertumbuhan bakteri.
3. Sistem yang digunakan harus dikualifikasi dan
divalidasi.
4. Air yang digunakan untuk sediaan parenteral harus
bebas dari pyrogen dan endotoxin.
5. Harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis dan
berkala.
Di Industri Farmasi dikenal berbagai macam air (Water
for Pharmaceutical use) yakni :
1. Drinking Water.
2. Purified Water.
3. Highly Purified Water.
4. Water for Injection.
1. Drinking
Water
Air
yang sehari-hari kita minum dan berasal dari sumber alam yang tersedia seperti
air sungai, danau, payau, tanah, dan laut. Treatment yang dilakukan seperti
softening (penghilangan kesadahan atau zat Calsium dan Magnesium dihilangkan),
removal of specific ions (ion spesifik yang dihilangkan seperti bebas klorin),
particle reduction (reduksi jumlah partikel dan ukuran partikel yang tidak
sesuai seperti lumpur, pasir), dan antimicrobial treatment (penghilangan
microba biasanya dengan pemanasan ataupun UV panjang gelombang 365).
2. Purified Water
Purified
Water merupakan air yang disiapkan dari sumber air yang dapat diminum. Disini
sudah harus memenuhi spesifikasi dari pharmacope seperti kandungan kimia dan
mikrobiologi (chemical and microbiological purity) dan diharuskan ada sistem
perlindungan terjadinya recontamination dan microbial proliferation.
3. Highly Purified
Water
Sama
halnya purified water, air jenis ini juga hendaknya disiapkan dari sumber yang dapat
diminum. Highly purified water ini ditemukan hanya di pharmacope eropa
(European pharmacopoeia) karena spesifikasinya yang unik. Grade airnya harus
sama dengan standar kualitas dari Water for Injections (WFI) termasuk batas
endotoksin, tetapi beda dalam hal pengolahannya (water-treatment methode),
yakni tidak menggunakan destilasi. HPW (Highly Purified Water) biasanya
disiapkan menggunakan kombinasi berbagai metode seperti RO (Reversed Osmosis),
Ultrafiltration, dan Deionization.
4. Water for
Injections
Water
for Injections merupakan air yang digunakan untuk produksi sediaan injeksi.
Dengan demikian, syaratnya sangat ketat. Water for Injection bukanlah air
steril dan bukan final dosage form. WFI merupakan produk ruah intermediet
(intermediate bulk product). Di dalam pharmacopoeial WPU, Water for Injection
merupakan kualitas paling tinggi dari jenis air-air lainnya untuk industri
farmasi. Teknik pemurnian termasuk bagian dari WFI. International pharmacopoeia
dan European Pharmacopoeia mengharuskan Destilasi sebagai tahap final
purifikasi. (Bebas pyrogen, bebas endotoksin, bebas mikroba, bebas kandungan
kimia, dan bebas partikrel, serta menggunakan destilasi sebagai tahap akhir
pemurnian).
Tahapan pembuatan Purified Water
1. Water
storange tank
Sumber air yang digunakan industri farmasi, baik untuk
kegiatan produksi maupun penunjang berasal dari sumur artesis dengan kedalaman
± 100 m. air di pompa dari deep well dan
ditampung pada water storange tank yang
mampu menyimpan air ±400 m3. Untuk membunuh bakteri maka dalam storange tank ditambahkan klorin dengan
konsentrasi pada rentang 0,4-0,6 ppm.
2. Hydropneumatic
tank
Selanjutnya air dialirkan ke dalam Hydropneumatic tank yang berisi 2/3
bagian air dan 1/3 bagian udara tekan (compressed
air). Sebagian air Hydropneumatic
tank, digunakan sanitary, laundry,
kantin, taman, cuci mobil, dan toilet.
Sedangkan sebagian lagi diproses menjadi purified
water untuk proses produksi melalui proses water softener.
3. Water
softener
Softener
unit berfungsi untuk menghilangkan
kesadahan air, berisi resin untuk mengikat ion logam yang dapat menyebabkan
kerak yaitu Ca2+ dan Mg2+. Jika resin sudah jenuh, perlu
dilakukan regenerasi dengan menggunakan garam NaCl cair dalam tiga tahapan.
Ø
Black wash, merupakan proses pencucian dengan membalik arah
aliran resin. Proses ini bertujuan untuk membuang atau menghilangkan partikel
kasar yang terjerat diantara resin dan untuk menata kembali resin sehingga
resin yang berukuran lebih besar dapat terdistribusikan diantara resin-resin
yang berukuran kecil.
Ø
Regenerasi,
yaitu dengan mengalirkan garam cair untuk mengaktifkan kembali resin-resin agar
ion logam terlepas dari ikatan resin lewat sistem vakum nosel.
Ø
Rinse
(pembilasan) yaitu dengan mengalirkan air bersih untuk membilas kandungan garam
cair yang masih tersisa.
Air lunak (soft
water) yang dihasilkan kemudian dialirkan menuju boiller unit, chiller unit, radiator diesel, hot water system, cooling
tower dan untuk pembuatan purified
water.
4. Multimedia
filter
Multimedia filter berfungsi untuk mereduksi padatan
atau endapan yang ada di dalam air dengan ukuran 5-10µm dan beberapa mineral
seperti besi (Fe), mangan (Mn), dan silika (SiO2). Zat-zat ini biasa
ditemukan dalam air tanah maupun air permukaan. Multimedia filter terdiri dari
susunan gravel, granit, antrasit, dan sand
filter. Dan filter berfungsi untuk menyerap zat besi, dan mangan; antrasit,
untuk menyerap silika dengan waktu pakai lebih lama.
5. Water
softener
Kemudian air masuk ke dalam softener lagi. Softener
yang ke dua ini berfungsi sebagai back up
dari softener yang pertama.
Perbedaan dengan yang pertama yaitu sistem softener unit yang kedua sudah
berjalan secara otomatis,
6. Carbon
filter
Kemudian air dialirkan ke dalam carbon filter yang berisi karbon aktif guna mereduksi senyawa kimia
dalam air baik senyawa organik maupun anorganik, termasuk mereduksi klorin yang
ditambahkan pada awal pengolahan di storange
tank. Carbon filter juga dapat mengalami kejenuhan sehingga perlu dilakukan
sanitasi karbon, dua kali dalam seminggu dengan menggunakan uap bersih (clean steam) pada tekanan 25 Psi, suhu
121°C selama 3 jam.
7. Mikron filter
Air dari carbon
filter dialirkan melalui filter 1 mm
untuk menyaring partikel yang berukuran lebih besar dari 1 mm, dilanjutkan
masuk unit sinar ultraviolet.
8. Sinar UV
Sinar UV berfungsi sebagai desinfektan, menghilangkan
dan membasmi mikroorganisme yang masih terkandung dalam air dengan penyinaran
ultraviolet yang dipancarkan pada panjang gelombang 254 nm dengan jarak
tertentu (max. 25 cm).
9. Reverse
osmose (RO)
Reverse osmose adalah metode proses purifikasi yang
mampu menghilangkan 95-99% kontaminan air yang termasuk mikroorganisme, senyawa
organik dan senyawa anorganik terlarut. Aliran air baku diberi tekanan hingga
150-200 psi yang dihasilkan dengan pompa tekanan tinggi dialirkan melalui
membran semi permeabel khusus. Proses yang terjadi merupakan penyaringan
molekuler dimana hanya air murni saja yang bisa melewati membran. Sementara
kontaminan akan ditolak dan dibuang ke dalam saluran limbah. Kontaminan yang
di-riject oleh membran diantaranya
garam terlarut senyawa bermolekul besar > 150-250 Dalton.
10. CDI (Continuous
Deionized)
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan kation
dan anion dalam air. Metode ini merupakan pengembangan dari ion exchanger dimana sebagai pengikat
ion positif dan negatif digunakan elektroda. Elektroda ini dihubungkan dengan
arus listrik searah sehingga proses pemurnian air dapat berlangsung terus
menerus.
Setelah proses ini, air dilewatkan melalui sinar
ultraviolet dan absolute filter berukuran
0,22 mm. Air yang telah melewati filter ini
ditampung dalam tangki penampungan berkapasitas 2000 liter, untuk selanjutnya
didistribusikan ke tempat yang membutuhkan. Selama 24 jam sistem purified water ini terus disirkulasi untuk
mencegah pertumbuhan mikroorgaisme dalam purified
water.
Setiap satu bulan sekali, saluran mulai dari tangki ke
user hingga ke tangki lagi dilakukan sanitasi yang bertujuan untuk menjaga
higienitas. Air dalam tank dipanaskan hingga temperature 95°C, kemudian
disirkulasikan ke looping system
selama 1 jam, setelah itu air diganti dengan purified water yang baru.