Newest Post
// Posted by :Pika
// On :Selasa, 05 Januari 2016
Bahan baku merupakan salah satu bagian yang nantinya akan
menentukan mutu suatu produk. Oleh karena itu penentuan apakah suatu bahan
diterima ataupun ditolak, harus diperhatikan dengan baik dan teliti. Keputusan
dapat diambil setelah melalui serangkaian tahapan pengujian. Baik buruknya
hasil dari suatu pengujian, salah satunya ditentukan oleh bagaimana sampling
dilakukan.
A.
BAHAN BAKU
Saat pengambilan contoh bahan baku harus selalu disertai
dengan Certificate of Analysis (CA) dari supplier. CA ini penting sebagai acuan
pada pemeriksaan bahan tersebut. Pengambilan
contoh bahan baku harus dengan memperhatikan kondisi-kondisi di bawah ini:
- LAF condition
- Temperatur
- Perbedaan tekanan
- Kondisi alat timbang
(kebersihan, tanggal kalibrasi, posisi waterpass)
- RH (kelembapan)
- Alat Perlindungan
Diri (APD).
Penanganan bahan sampling berdasarkan sifat dan jumlah
bahan baku yang diterima dan alat yang telah selesai dipakai harus segera
dibersihkan. Pemeriksaan bahan baku
berdasarkan pada CA dan antara lain dilakukan pemeriksaan :
o Pemerian bahan sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan.
o Sifat fisika kimia
bahan.
o Identifikasi bahan/
analisis kualitatif dengan metode yang sesuai (IR, HPLC, TLC, analisis
menggunakan pereaksi yang spesifik).
Pengujian pada bahan
baku dapat meliputi pengujian secara kualitatif dan pengujian secara
kuantitatif. Pengujian kualitatif
merupakan pengujian yang menyangkut identifikasi zat/unsur/senyawa apa saja
yang ada didalam suatu sampel. Pengujian
kuantitatif merupakan pengujian untuk menentukan berapa kandungan zat
tertentu yang ada didalam sampel.
B. BAHAN PENGEMAS
Pemeriksaan pengemas sekunder meliputi :
o Kondisi pengiriman
o Ukuran
o Bahan
o Berat bahan
o Teks dan
cetakan
o Warna cetakan
o Penandaan
kode
o
Nomor registrasi
|
Pemeriksaan bahan
pengemas primer meliputi :
Ø Teks/ cetakan
Ø Warna cetakan
Ø Nomor registrasi
Ø Material/bahan
Ø Berat bahan
Ø Ketebalan bahan
Ø Kerekatan tinta
Ø Ukuran
Ø Kondisi pengiriman
Pemeriksaan pengemas tertier (folding box) meliputi :
§
Kondisi pengiriman
§
Ukuran
§
Bahan
§
Berat bahan
§
Tebal bahan
§
Penandaan kode
§
Nomor registrasi
§
Kelekatan bahan
§
Teks
§
Warna
C. Pemeriksaanprodukruahan
Produk ruahan (bulk product) adalah bahan obat yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi produk setengah jadi.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan selama proses pembuatanobat (IPC) dan produk
ruahannya. Pemeriksaan produk ruahan
selama proses pembuatannya disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing produk
yang telahditetapkan, misalnya:
Ø Pemeriksaan homogenitas
Ø Pemeriksaan besar partikel
Ø Waktu disolusi
Ø Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan diperlukan untuk produk-produk :
ü Larutan suntik
(pemeriksaan sterilitas / pirogen)
ü Antibiotika (pemeriksaan potensi)
ü Krim, salep
Hasil pemeriksaan
dilaporkan kepada QC supervisor untuk diputuskan lulus atau tidak. Sisa contoh dari produk ruahan yang tidak digunakan
lagi, dihancurkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
OBAT JADI
Tak hanya bahan baku yang harus
disampling dan dilakukan pengujian, tahapan akhir sebelum produk
didistribusikan adalah sampling dan kemudian dilanjutkan pengujian kepada obat
jadi. Obat jadi merupakan produk
yang sudah dikemas dan siap untuk didistribusikan. Pemeriksaan obat jadi
meliputi pemeriksaan uji kelengkapan terhadap semua persyaratan yang ada dalam
satu produk obat terutama bahan pengemasnya. Pemeriksaan contoh obat jadi meliputi:
~ Tanggal penerimaan
~
Nomor batch lengkap
~ Jumlah contoh pertinggal (dalam
unit terkecil)
~ Waktu kadaluwarsa
~ Informasi tentang produk, semi
finished good-nya, bahan pengemas
~ Informasi tentang perubahan (bila
ada):
Ø Perubahan bahan pengemas primer/ sekunder
Ø Perubahan formulasi/ komposisi bahan obat
PENGAMBILAN SAMPEL BAHAN AWAL
Pengambilan sampel bahan awal hendaklah dilakukan menurut pola di bawah ini
:
1.
Pola n
Pengambilan sampel dengan menggunakan pola n, hanya dilakukan jika bahan
yang akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan diperoleh dari pemasok
yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun dari wadah (umumnya
dari lapisan atas). Dimana pengambilan
sampel dapat diambil dengan menggunakan rumus :
n = 2 + √ N
n = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel
N = jml wadah yang diterima
Catatan :
Apabila N ≤4, maka sampel diambil dari tiap wadah
2.
Pola p
Pengambilan
sampel dengan menggunakan pola p, hanya dilakukan jika bahan homogen, diterima
dari pemasok yang disetujui dan tujuan utama adalah untuk pengujian identitas. Dimana pengambilan sampel dapat diambil
dengan menggunakan rumus :
p = 0,4 √ N
p = jumlah wadah yang
dibuka/diambil sampel berdasarkan pembulatan ke atas
N = jml wadah yang diterima
3.
Pola r
Pengambilan sampel dengan menggunakan pola r, dapat dilakukan apabila bahan
diperkirakan tidak homogen dan/atau diterima dari pemasok yang belum
dikualifikasi. Pengambilan sampel dengan menggunakan Pola r dapat juga
digunakan untuk produk herbal yang digunakan sebagai bahan awal. Dimana pengambilan sampel dapat diambil
dengan menggunakan rumus :
r = 1,5 N
r = jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel
berdasarkan pembulatan ke atas
N = jml wadah yang diperkirakan akan digunakan
untuk produksi
URUTAN PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan sampel tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, tapi dilakukan
dengan tata cara tertentu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi dan
kecampurbauran terhadap bahan-bahan yang akan di sampling.
2.Zat setengah padat (semi
solid)
a.
Berwarna putih
b.
Berwarna lemah
c.
Berwarna tua
|
1.Zat Cair
a. Tak berwarna, tak berbau, encer
b. Berwarna lemah, sedikit berbau
c. Berwarna, kental
4.Bahan aktif
|
3.Zat padat/serbuk
a. Serbuk putih, tak berbau, bentuk Kristal
b. Serbuk putih, berbau lemah, bentuk Kristal
c. Serbuk putih, berbau kuat
d. Serbuk putih, partikel halus/lengket
e. Serbuk berwarna, tak lengket
f. Serbuk berwarna, lengket
Penanganan dan penyimpanan contoh pertinggal
(retained sample)
Yang dimaksud dengan contoh pertinggal adalah contoh obat jadi, bahan baku
dan bahan pengemas yang diambil secara acak. Contoh pertinggal antara lain
digunakan sebagai pembanding apabila ada keluhan (complaint) terhadap suatu
produk atau material dan untuk mengevaluasi mutu suatu obat yang telah dibuat
dengan cara melakukan follow-up stability terhadap contoh pertinggal tersebut.
Untuk penyimpanan contoh pertinggal harus disesuaikan dengan
tempat dimana produk harus disimpan, hal ini dilakukan untuk memantau keadaan
obat ketika disimpan sesuai dengan cara penyimpanan yang dianjurkan. Untuk
penyimpanannya dapat disimpan didalam ruangan dengan suhu kamar (25-27 °C), RH
maksimum 60%.
Untuk mengamati stabilitas obat dengan berbagai macam kondisi dapat
dilakukan didalam ruangan dengan suhu ekstrim, dimana suhunya diatur pada suhu
30±2 °C, RH 75±5 %. Dengan asumsi apabila disimpan pada suhu tersebut,obat
dapat dengan cepat mengalami kerusakan.
Pendataan terhadap contoh pertinggal dilakukan setiap 6 bulan sekali dan
contoh pertinggal yang telah tersimpan lebih dari 5 tahun atau tanggal
daluwarsanya telah terlewati +1 tahun harus dikeluarkan. Setiap pengeluaran
contoh pertinggal untuk keperluan apapun harus dicatat pada kartu stok produk
yang bersangkutan. Khusus untuk obat jadi dilakukan pemeriksaan stabilitas terhadap
contoh pertinggal. Kondisi ruangan penyimpanan contoh pertinggal setiap hari
harus selalu dipantau temperatur dan RH-nya.
jual obat perangsang wanita | Obat Perangsang Wanita Herbal Alami Paling Ampuh Mujarab Berkhasiat Untuk Tingkatkan Gairah Seksualitas Perempuan Secara Cepat Sudah Terbukti Manjur dan Aman Tanpa Efek Samping. tokojualobatperangsangwanita.com
BalasHapusRumus N nya koreksi lagi,n=1+√n
BalasHapus