Newest Post

// Posted by :Pika // On :Sabtu, 03 Juni 2017



Sistem dispersi terdiri dari :
1.     Fase pendispersi (fase luar/solvent)
2.    Fase terdispersi (fase dalam/solut)

Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi :
1.     Dispersi molekuler
Fase terdispersi dalam ukuran molekul ion.
Ex. Sirup, infus, larutan gula (dalam ukuran molekul) larutan NaCl (dalam ukuran ion).
2.    Dispersi koloid
Fase terdispersi dalam ukuran koloid.
Ex. Musilago amily, musilago gom arab, CMC (Carboksi Metil Cellulosa).
3.    Dispersi kasar
Dibedakan menjadi 2 tergantung fase pendispersi dan fase terdipersi :
          a)    Padat dalam cair disebut suspensi.
          b)   Cair dalam cair disebut emulsi.

Dispersi molekuler disebut sistem satu fasa sistem homogen (larutan). Dispersi kasar merupakan sistem dua fasa sehingga dapat dipisahkan.
Fase dispersi
(Solut)
Fase pendispersi
(Solvent)
Tipe
Gas
Gas
Udara
Liquid
Gas
Liquid aerosol
Solid
Gas
Solid aerosol
Gas
Liquid
Busa (foam)
Liquid
Liquid
Emulsi
Solid
Liquid
Suspensi
Gas
Solid
Solid foam
Liquid
Solid
Air raksa dalam tembaga (Solid emulsi)
Solid
Solid
Emas dalam perak (Solid suspensi)

Untuk menyatakan besarnya zat terlarut dalam suatu pelarutan dinyatakan dalam persen (%) :
1.     % b/b (gram/gram)
Untuk menyatakan zat padat dalam zat padat (solid solution).
2.    % b/v (gram/ml)
Untuk menyatakan zat padat dalam zat cair.
3.    %v/v (ml/ml)
Untuk menyatakan zat cair dalam zat cair.

Masalah utama dalam formulasi sediaan cair adalah kelarutan (Solubility).
Prinsip pembuatan sediaan cair :
1)    Usahakan obat larut dalam air
2)   Jika obat tidak larut buat suspensi

Cara membuat agar bahan obat larut :
a)    Dibuat pelarut campuran (Cosolvency)
Dengan cara penambahan pelarut lain yang tercampur dengan air (Water misable solvent).
Ex. Phenobarbital sukar larut dalam air. Phenobarbital Na mudah larut dalam air tetapi tidak stabil akan terurai beberapa hari setelah pembuatan. Phenobarbital larut baik dalam campuran air-alkohol, gliserin-propilenglikol, gliserin- sorbitol.
Solusi : Phenobarbital dibuat sediaan dengan pelarut air-alkohol. Sediaan tersebut disebut elixir.
b)   Perubahan pH atau derajat keasaman
Sebagian besar bahan obat berupa senyawa asam lemah/basa lemah yang sulit larut dalam air, untuk meningkatkan kelarutan harus dinetralisasi artinya jika zatnya bersifat asam lemah perlu ditambahkan senyawa basa, sebaliknya jika zatnya bersifat basa lemah ditambahkan senyawa asam. Senyawa basa yang biasa digunakan NaHCO3 (Natrium bikarbonat), Amonia liquid. Asam yang biasa digunakan asam sitrat, asam tratat.
Contoh : kinin (kina) sulit larut dalam air. Kinin sulfat mudah larut dalam air.
c)    Bentuk yang sesuai dengan pelarutnya (Like dissolve like)
Senyawa non polar (obat-obat nin polar) larut dalam senyawa non polar. Senyawa polar juga larut dalam senyawa polar.
d)   Solubilisasi (Solubilization)
Adalah penambahan solubilizing agent (zat yang dapat meningkatkan kelarutan) yang berupa surfactant (Surface Activ Agent).
Penggunaan cara ini dalam farmasi terbatas karena surfactant mempunyai rasa dan bau yang tidak enak, disamping harus memperhatikan toksisitasnya.
Contoh : Chlorampenicol sulit larut dalam air, tapi mudah larut dalam air jika ditambahkan tween.
e)   Pembentukan senyawa kompleks
Adalah penambahan zat lain yang dapat membentuk kompleks sehingga mudah larut dalam air.
Contoh : Cafein sukar larut dalam air. Jika cafein ditambah dengan Na sitrat maka terbentuk senyawa kompleks yang mudah larut dalam air.
f)    Hidrotropi
Adalam suatu zat yang dapat memperbaiki struktur air sedemikian rupa sehingga mudah untuk melarutkan tetapi mekanisme kerjanya tidak diketahui.
Contoh : NaHCO3 (Natrium bikarbonat) cara melarutkan dalam air dilakukan dengan cara gerus tuang dalam mortir.

Hal-hal yang dapat mempercepat kelarutan :
a.    Pemanasan
Makin tinggi suhu, kecepatan melarut akan bertambah. Pemanasan tidak akan meningkatkan kelarutan karena setelah dingin akan kembali lagi.
Cara : air dipanaskan dulu, air diangkat ditambah medikamen (bahan obat). Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya peruraian zat.
b.    Pengecilan ukuran partikel
Gula Kristal dan gula serbuk, gula serbuk cepat larut daripada gula Kristal karena luas permukaanya besar.
c.    Pengadukan
Semakin cepat proses pengadukan, maka kecepatan melarut akan bertambah. Begitu juga sebaliknya.

Malarutkan Nipagin dan Nipasol :
·      Kelarutan nipagin dalam air : 1 bagian 2000 bagian air. Kedua zat digunakan sebagai pengawet larutan terhadap jamur dan bakteri.
·        Penggunaan nipagin dan nipasol sebagai pengawet : 0,1-0,2%. Nipagin digunakan dalam larutan air, nipasol untuk larutan minyak.
·        Cara melarutkan nipagin  dalam air dengan pemanasan sambil diaduk.

Melarutkan NaHCO3 (Natrium bikarbonat) :
Kalarutan NaHCO3 : 1 bagian dalam 10,5 bagian air, larutannya dalam air mudah terurai, keluar gas CO2 pada pemanasan atau penggojokan.
Cara melarutkan :
1.     Dengan cara gerus tuang dalam mortir
Caranya dalam mortir NaHCO3 ditambah sebagian air dengan digerus. Cairan yang jernih dituang dan sisa Kristal NaHCO3 ditambah air lagi, digerus dan cairan jernihnya dituang. Hal ini dilakukan sampai larutan NaHCO3 larut semua.
2.    NaHCO3 digerus halus
Dimasukkan kedalam botol, dilarutkan dalam botol tertutup dengan air sambil digoyang-goyang sampai larut.

Potio riveri
Potio riveri adalah formula dasar pembuatan minuman bersoda
Cara :
1.     6 bagian NaHCO3 dilarutkan dalam 110 bagian air.
2.    Tambahkan 5 bagian Acidum citricum atau asam sitrat dalam 50 bagian air.
3.    Tambahkan 25 bagian Sirupus simplex atau larutan gula dan 5 bagian Spiritus citri.
4.    Berat jenis larutan asam sitrat lebih besar dari larutan NaHCO3 maka larutan dapat campur baik tanpa penggojokan.
5.    Larutan dicampur dalam keadaan dingin pada suhu kamar.
6.    Botol tempat larutan volumenya harus 20% lebih besar dari volume larutan.
7.    Botol harus segera ditutup dengan gabus dan diikat dengan benang simpul sampanye (Camphagne knoop).
8.    Potio riveri tidak perlu digojok agar gas CO2 tidak hilang.

SASA (Solutio Ammonie Spirituosa Anisata)
Larutan bereaksi basa
Dalam 100 gram larutan mengandung Oleum anisi 4, etanol 90% 76, dan Amonia liquid 20.
OBH (Obat Batuk Hitam) dalam formulanya mengandung SASA.

Pelarut sediaan oral :
ü  Alkohol USP (Etil alkohol/etanol/spiritus vini rectificatus)
Pelarut kedua sesudah air, pelarut utama untuk senyawa organik. Alkohol dehidrat (penghilangan air) USP mengandung tidak kurang 99,5% C2H5OH v/v dan digunakan sebagai alkohol bebas air.
ü  Alkohol encer NF (Nederlande farmakopeia)
Dibuat dengan mencampur volume yang sama alkohol USP dan air murni USP, volume akhir yang terjadi berkurang 3% dari yang diharapkan.
Contoh : 50 ml masing-masing bagian dicampur akan didapat 97 ml merupakan pelarut hidroalkoholik.
ü  Gliserin USP
Cairan seperti sirup jernih rasa manis, dapat bercampur dengan air dan alkohol. Bersifat sebagai pengawet dan digunakan sebagai stabilisator sebagai pelarut pembantu bersama air-alkohol.
ü  Propilen Glikol USP
Suatu cairan kental dapat bercampur dengan air dan alcohol, sering menggantikan gliserin dalam formula-formula farmasi modern.
ü  Air suling USP (H2O)
Diperoleh dengan cara penyulingan, cara pertukaran ion, osmosis terbalik. Apabila diuapkan sampai kering tidak meninggalkan sisa lebih dar i 0,001% (1 mg dari total zat padat per 100 ml sampel yang diuapkan). Air murni 100 kali lebih bebas dari zat-zat padat yang larut daripada air murni.
Air murni USP digunakan untuk pembuatan sediaan-sediaan yang mengandung air, kecuali untuk sediaan parenteral atau injeksi.

LARUTAN

Larutan atau solution adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © Farmasi Industri //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //