Newest Post

// Posted by :Pika // On :Sabtu, 03 Juni 2017



Pengertian Emulsi :
·         Asal kata :
E = out.
Mulgare = to milk.
The action of milking (gerakan ke arah membentuk emulsi).
·         Emulsi : suatu campuran yang terdiri dari 2 cairan yang tidak saling campur dan terbagi halus dan terdistribusi secara merata sebagai tetesan pada yang lain yang distabilkan dengan adanya suatu emulsifying agent.
·         Emulsi (FI III) : sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi/surfactan yang cocok.
          -      Emulgen = emulsifier = emulsifying agent = emulgator.
          -      Fase terdispers = fase dalam = fase internal = fase diskontinu.
          -      Fase dispers = fase luar = fase eksternal = fase kontinu.

Tipe emulsi, ada 2 yaitu :
1.     o/w (m/a) : fase dalam minyak, fase luar air/emulsi minyak dalam air.
2.    w/o (a/m) : fase dalam air, fase luar minyak/emulsi air dalam minyak.
Tipe emulsi ditentukan oleh emulgator, bila emulgator yang digunakan larut air/suka air (hidrofil) diperoleh emulsi m/a (o/w). Apabila emulgator larut minyak/suka minyak (lifofil) diperoleh emulsi a/m (w/o).

Tujuan pemakaian emulsi :
·         Umum : mempersiapkan obat yang larut dalam air dan minyak dalam satu campuran.
·         Khusus :
          1.     Emulsi untuk pemakaian dalam/oral, tipe o/w.
          2.    Emulsi untuk pemakaian luar, tipe o/w ataupun w/o.

Tergantung dari kontituen/penyusunnya viskositas emulsi menjadi bervariasi dan bisa berupa cairan/semi solid.

Keuntungan sediaan emulsi :
1.   Bahan obat yang mempunyai rasa/bau yang tidak menyenangkan dapat dibuat lebih enak jika diformulasikan menjadi emulsi.
2.   Beberapa obat lebih mudah diabsorbsi bila diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
3.    Emulsi mempunyai derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila diinginkan.
4.    Formulator dapat mengotrol penampilan, viskositas, dan kekerasan (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
5.    Untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6.    Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emolien yang lebih besar jika dibandingkan dengan sediaan lain.

Kerugian emulsi :
1.     Emulsi sulit dibuat dan perlu teknik pemprosesan khusus.
2.  Konsistensi emulsi sangat beragam mulai dari cairan yang mudah dituang sehingga cream setengah padat.
3.   Umunya cream minyak dalam air dibuat pada suhu tinggi, didinginkan pada suhu kamar dan menjadi padat karena terjadi solidifikasi fase internal. Tidak diperlukan perbandingan volume fase internal dengan volume fase eksternal yang tinggi untuk menghasilkan produk setengah padat. Ex. Cream stearat/Cream pembersih fase internal 15%.
4.  Sifat setengah padat emulsi air dalam minyak diakibatkan oleh fase eksternal setengah padat.
5.    Secara normal berat jenis minyak lebih rendah daripada berat jenis air, sehingga jika tetesan minyak dan agregat meningkat akan terbentuk cream.
6.  Makin besar agregasi, makin besar ukuran tetesan dan makin besar kecepatan pembentukkan cream.
7. Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroba.
8.    Pengawetan sangat penting untuk emulsi minyak dalam air karena kontaminasi fase 
     eksternal mudah terjadi.
9.    Bakteri dapat mengurangi bahan pengemulsi ionik dan non ionik, gliserin dan bahan pengemulsi alam (tragacanth dan gom).

Komponen utama emulsi :
1.     Fase terdispersi : zat cairyang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
2.    Fase eksternal : zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar/pendukung dari emulsi tersebut.
3.    Emulgator : zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi.

Teori terjadinya emulsi, terdapat 4 teori :
1.     Teori Tegangan Permukaan (Teori Surface Tersion)
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang batas mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan pada air bertambah dengan penambahan garam-garam anorganik/senyawa elektronik, tetapi berkurang dengan penambahan senyawa organik seperti sabun.
2.    Teori Oriented Wedge
Emulgator dibagi menjadi 2, yaitu :
          a.    Hidrofilik : emulgator yang suka air.
          b.    Lifofilik : emulgator yang suka pada minyak.
Emulgator merupakan pengikat antara air dan minyak yang membentuk keseimbangan (HLB) antara kelompok hidrofil dan lifofil. Makin besar HLB makin hidrofil (emulgator mudah larut dalam air) dan sebaliknya.
3.    Teori Interperlasi Film
Emulgator akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbntuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase dispersi menyebabkan partikel sejenis yang akan tergabung akan terhalang untuk memberikan stabilitas yang maksimum. Emulgator harus :
            ·  Membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
            ·  Jumlahnya cukup untuk menutupi semua partikel fase dispers.
            .  Membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera.
4.    Teori Electric Double Layer
Terjadinya emulsi karena adanya susunan listrik yang menyelubungi partikel sehingga terjadi tolak menolak antara partikel yang sejenis. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh :
            ·         Terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan.
            ·         Terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan sekitar.
            ·         Terjadinya gesekan partikel dengan cairan sekitar.

Pemilihan emulgator :
Agar berguna dalam sediaan farmasi, emulgator harus mempunyai syarat :
1.     Mempunyai kualitas tertentu.
2.    Harus dapat tercampurkan dengan bahan formulatif lain.
3.    Tidak boleh mengganggu stabilitas dan efikasi dari zat tertentu.
4.    Harus stabil dan tidak boleh terurai oleh preparat.
5.    Tidak toksik dalam penggunaannya dalam jumlah yang dikonsumsi oleh pasien.
6.    Berbau, berasa dan warna yang lemah.
7.    Kemampuan dari emulgator dan menjaga stabilitas dari emulsi agar tercapai self life (masa aktif) dari produk.

Macam-macam emulgator :
1.     Bahan karbohidrat
Yang termasuk golongan ini : Acasia (gom), Tragacanth, agar-agar, Kondrus dan Pektin. Membentuk koloid hidrofilik, menghasilkan emulsi m/a.
2.    Zat-zat protein
Diantaranya : Gelatin, Kuning telur dan Kasein menghasilkan emulsi m/a. Kekurangan gelatin sebagai emulgator adalah emulsi yang dihasilkan terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3.    Alkohol dengan bobot molekul tinggi
Yang termasuk golongan ini adalah Stearil alkohol, Setil alkohol dan Gliserin monostearat, Kolesterol dan turunan Kolesterol.
Emulgator emulsi m/a, sedangkan kolesterol sebagai emulgator a/m.
4.    Zat pembasah (wetting agent) yang bersifat kationik, anionik dan nonionik
Mengandung gugus hidrofil dan lifofil dengan bagian lifofilik dari molekul yang menyebabkan aktifitas permukaan dari molekul tersebut.
Zat anionik bagian lifofilik bermuatan negatif, zat kationik bagian lifofilik bermuatan positif.
Zat nonanionik tidak ada kecenderungan untuk mengion.
Emulgator anionik : Trietanolaminoleat, Natrium lauril sulfat, Trietanolamin sulfonat.
Emulgator kationik : Benzalkanium klorida (bersifat bakterisid).
Emulgator nonionik : Ester-ester Sorbitan dan turunan Polietilen.
5.    Zat padat yang terbagi halus
Contoh : Tanah liat (Bentonit), Mg hidroksida, Al hidroksida.
Emulgator ini akan membentuk emulsi m/a bila bahan yang tidak larut ditambahkan ke fase air, jika volume fase air lebih besar dari fase minyak.
Jika serbuk padat tersebut dimasukkan ke fase minyak dan volume fase minyak lebih besar, maka akan terbentuk emulsi a/m.
Emulgator tipe nonionik Ester Sorbitan, Span adalah Ester Sorbitan dengan asam lemak :
            ·         Span 20 : Sorbitan monolaurat.
            ·         Span 40 : Sorbitan monopalmitat (padat seperti lilin).
            ·         Span 60 : Sorbitan monosterat (padat).
            ·         Span 65 : Sorbitan tristearat (padat).
            ·         Span 80 : Sorbitan monooleat (cairan seperti minyak).
            ·         Span 85 : Sorbitan trioleat (encer seperti minyak).
Tween : ester dari sorbitan dengan asam lemak mempunyai ikatan ester dengan oksi etilen.
            ·         Tween 20 : Polioksi etilen sorbitan monolaurat (cair seperti minyak).
            ·         Tween 40 : Polioksi etilen sorbitan monopalmitat (cair seperti minyak).
            ·         Tween 60 : Polioksi etilen sorbitan monostearat (semi solid).
            ·         Tween 65 : Polioksi etilen sorbitan tristearat (semi solid).
            ·         Tween 80 : Polioksi etilen sorbitan monooleat (cair seperti minyak).
            ·         Tween 85 : Polioksi etilen sorbitan trioleat (cair seperti minyak).

Macam-macam emulsi :
1.     Emulsi alam/emulsi vera
Emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air. Emulgator yang dipakai protein yang terdapat dalam biji tersebut.
2.    Emulsi buatan/emulsi spuria
Pembuatan emulsi dari Oleum olivarum, Oleum anisi, dan Eugenol oil dengan penambahan gom arab, tragacanth dan kuning telur. Merupakan emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar.

Cara pemuatan emulsi :
1.     Dengan mortar dan stamper
Digunakan untuk membuat emulsi dalam ukuran kecil.
2.    Dengan botol
Minyak dengan viskositas rendah dibuat dengan cara dikocok dalam botol. Pengocokan dilakukan terputus-putus untuk memberi kesempatan emulgator bekerja.
3.    Dengan mixer
Partikel fase dispersi dihaluskan dengan memasukkan kedalam alat yang didalamnya terdapat pisau berputar.
4.    Dengan homogenizer
Partikel fase dispersi dilewatkan celah sempit, sehingga mempunyai ukuran yang sama.

Cara membedakan tipe emulsi :
1.     Dengan pengenceran
Tipe o/w dapat diencerkan dengan air, tipe w/o diencerkan dengan minyak.
2.    Dengan cara pengecatan
Tipe o/w dapat diwarnai dengan Amarant/Metilen blue, tipe w/o dapat diwarnai dengan Sudan III.
3.    Cara creaming test
Creaming merupakan peristiwa memisahnya emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tidak tersebar dalam sediaan emulsi. Ex. Air susu stelah dipanaskan akan terlihatlapisan yang tebal pada permukaan. Pemisahan dalam creaming bersifat reversibel.
4.    Konduktivitas
Elektrode dicelupkan di dalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi o/w. Demikian sebaliknya.

Ketidakstabilan emulsi :
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami :
1.     Creaming
Terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan yang satu mengandung fase dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Bersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2.    Kaolescen dan Cracing/Breaking
Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan kolescent/menyatu. Dapat terjadi karena peristiwa kimia (penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO/CaCl2). Peristiwa fisika seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan
3.    Inversi
Peristiwa berubahnya dengan tiba-tiba tipe emulsi dari w/o menjadi o/w, sebaliknya dan bersifat irreversible.

HLB (Hidrofilik Lifofilik Balance) atau keseimbangan hidrofil dan lifofil :
Surfaktan/amfifil menurunkan tekanan antar muka minyak air dan membentuk film monomokuler.
Nomor HLB diberikan bagi tiap-tiap surfaktan/amfifil. Tiap zat mempunyai harga HLB/angka yang menunjukkan polaritas dari zat tersebut dengan menggunakan dasar HLB dapat dipilih emulgator yang mempunyai harga HLB sama/hampir sama sebagai fase minyak dari emulsi tersebut.
No.
Nilai HLB
Tipe Sistem
1.
3-6
Emulgator a/m
2.
7-9
Zat pembasah/Wetting agent
3.
8-18
Emulgator m/a
4.
13-15
Zat pembersih/detergen
5.
15-18
Zat penambah pelarutan (Solubilizer/Solubilizing agent)
Makin turun HLB suatu surfaktan maka maikn lifofil surfaktan tersebut. Makin tinggi nilai surfaktan makin hidrofil surfaktan tersebut.
Nilai HLB Span 1,8-8,6 sifatnya lifofil terbentuk emulsi a/m atau w/o. Nilai HLB tween 9,6-16,7 sifatnya hidrofil terbentuk emulsi m/a atau o/w.

Cara menghitung HLB dari campuran :
R/ Tween 80                   70%   HLB = 15 (hidrofil)
Span 80                     30%   HLB = 4,5 (lifofil)
Perhitungan :
Tween 80     = 70/100 x 15 = 10,5
Span 80       = 30/100 x 4,5 = 1,35
HLB campuran = 10,5 +1,35 = 11,85

Tabel nilai HLB yang diperlukan oleh zat yang dipakai dalam emulsi.
No.
Nama zat
Emulsi a/m
Emulsi m/a
Solubilizing
1.
Acid stearicum
6
15
-
2.
Alkohol cetylicus
-
15
-
3.
Alkohol stearilycus
-
14
-
4.
Lanolin anhidrus
8
10
-
5.
Minyak biji kapas
5
10
-
6.
Parafin liquid
5
12
-
7.
Vitamin dalam minyak
-
-
15-18
8.
Vaselin
5
12
-
9.
Cera alba
4
12
-

Cara menghitung HLB yang diperlukan dari campuran zat yang diemulsikan atau HLB butuh :
Formula lotion m/a
R/ Parafin liquid              35      (fase minyak)
Lanolin                        1        (fase minyak)
Alkohol cetylicus         1        (fase minyak)
Emulgator                   7        (fase minyak dan air)
Aqua                          56
Fase campuran minyak :
= 35+1+1
= 37
Nilai HLB untuk emulsi :
Parafin liquid         = 35/37 x 12 = 11,35
Lanolin                   = 1/37 x 10 = 0,27
Alkohol cetylicus    = 1/37 x 15 = 0,40
HLB campuran = 11,35 + 0,27 + 0,40 = 12,02
Maka kombinasi emulgator yang mempunyai nilai HLB 11-13 akan menghasilkan emulsi yang baik.

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,

    Tommy.k
    081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com

    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant

    BalasHapus
  2. Mau tanya, apakah HLB campuran itu selalu berada di fase minyak? Apakah tidak ada kemungkinan kalau zat aktif yang digunakan juga berasal dri fase air? Kalau iya, bagaimana dengan perhitungannya? Terima kasih

    BalasHapus

// Copyright © Farmasi Industri //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //