Newest Post
// Posted by :Pika
// On :Selasa, 05 Januari 2016
Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.1745, wadah adalah kemasan yang
bersentuhan langsung dengan isi. Menurut SK
Menkes No.193/Kab/B/VII/71 peraturan tentang pembungkus dan penandaan
wadah, wadah adalah salah satu komponen yang penting untuk sediaan farmasi,
karena ketidaksesuaian wadah akan mempengaruhi obat secara keseluruhan termasuk
kestabilan dan efek terapi obat. Menurut USP,
wadah adalah alat untuk menampung suatu obat, atau mungkin dalam hubungan
langsung dengan obat tersebut.
Pengemas
adalah salah satu komponen penting dari bentuk sediaa farmasi. Menurut
ketentuan yang berlaku diseluruh dunia, pengujian stabilitas sediaan farmasi
harus dilakukan dalam pengemas akhir yang akan dipasarkan. Pengemas terdiri
dari berbagai material (gelas, logam, plasti, karet) yang tidak selalu inert
terhadap obat yang dikemas, karena secara sederhana dapat menyebabkan
terjadinya adsorpsi dan desorpsi dari pengemas menuju obat disamping
kemungkinan terjadinya interaksi.
Selain
daripada itu secara fungsional, pengemas memberikan pula proteksi terhadap
ancaman fisika, iklim, biologi dan kimia. Dan yang tidak kalah pentingnya,
adakalanya bentuk pengemas akan memberikan ciri khusus terhadap bentuk sediaan
farmasi yang dihasilkan oleh suatu industri.
Pengemas
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
·
Bahan
pengemas primer : merupakan bahan kemas yang langsung kontak dengan sediaan
farmasi. Contoh : blister, strip, botol, ampul, vial, dll.
·
Bahan
pengemas sekunder : merupakan kemas yang membungkus pengemas primer. Contoh :
kardus pengemas botol, karton, dll.
Fungsi bahan pengemas :
·
Sebagai
wadah selama penyimpanan, distribusi atau transportasi.
·
Melindungi
produk di dalamnya.
·
Memberikan
penampilan yang lebih menarik.
·
Memudahkan
untuk penggunaannya.
·
Memberikan
identifikasi dan informasi.
·
Memberikan
kenyamanan penggunaannya.
Persyaratan untuk bahan pengemas yang
digunakan sebagai pengemas produk farmasi :
1. Harus tidak reaktif, additif atau absortif sehingga
dapat mempengaruhi keamanan, identitas, kekuatan dan kemurnian dari produk.
2. Harus dapat melindungi produk terhadap faktor luar
selama penyimpanan dan penggunaan, yang dapat mempengaruhi atau mengkontaminasi
produk.
3. Harus bersih dan bila untuk produk steril harus
disterilkan dan dibebas patogenkan untuk menjamin kesesuaian dengan
pengguaannya.
Bahan pengemas sebelum digunakan harus
memiliki rancang bangun yang tergantung pada :
1. Jenis produk.
2. Cara pemberian.
3. Ketersediaan bahan dan kompaktibilitasnya terhadap
produk yang dikemas.
4. Bagaimana pengemasan dilaksanakan.
5. Bagaimana membuktikan konsistensi kualitas produk yang
dapat dicapai.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai pengemas :
·
Gelas
Gelas merupakan
barier yang bagus untuk semua jenis gas, cair dan kontaminan mikroba. Gelas
dapat berwarna. Kelemahan pengguanaan gelas untuk pengemas adalah pada tutup
(kecuali pada ampul), apabila tutup yang digunakan tidak tersegel secara rapat,
maka dimungkinkan kontaminan bisa masuk. Terlalu seringnya tutup dibuka dan
atau kurang rapatnya tutup, juga akan memungkinkan kontaminan masuk ke dalam
gelas.
Contoh : botol, vial,
ampul, syringe.
·
Metal
Metal merupakan
barier yang bagus untuk semua jenis gas, cairan dan kontaminan mikroba.
Kelemahan metal sebagai pengamas adalah pada tutup, beberapa dapat berkarat
pada kondisi lembab dan adanya oksigen. Contoh : kaleng, tutup, foil.
·
Kertas
dan karton
Kertas dan karton
lebih banyak digunakan untuk bahan pengemas sekunder dan tersier seperti label,
leaflet, karton dan kotak.
·
Plastik
Contoh : botol, jar,
ampul, tutup, film, sheet, label, shrink sleeve, tube. Sifat barier sangat
beragam bergantung pada jenis plastiknya. Sebelum menggunakan plastik untuk
pengemas, harus diketahui bagaimana sifat barier terhadap kelembaban, uap dan
gas agar diperoleh pilihan pengemas yang tepat.
Kriteria pemilihan bahan pengemas primer :
1. Komposisi kemasan harus mempunyai sifat maksimum
kompatibel (secara fisika dan kimia) terhadap formulasi produk dan tidak
menyebabkan formulasi berubah (stabil).
2. Penanganan apa yang akan atau harus dilakukan terhadap
kemasan sebalum digunakan.
3. Komposisi formulasi produk.
4. Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari
kerusakan.
5. Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak
bereaksi dengan isi wadah.
6. Penutup wadah harus bisa mencegah isi :
o Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan isi
wadah.
o Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti
mikroorganisme atau uap yang akan mempengaruhi penampilan dan bau produk.
7. Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi
isi wadah dari cahaya.
8. Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh
diadsorpsi oleh bahan pembuat wadah dan penutupnya, wadah dan penutup harus
mencegah terjadinya difusi melalui dinding wadah serta wadah tidak boleh
melepaskan partikel asing ke dalam isi wadah.
9. Menunjukkan penampilan sediaan farmasi yang menarik.
A. Pengemas untuk sediaan steril
Sediaan
steril yaitu sediaan terapetis yang bebas mikroorganisme baik vegetatif atau bentuk
sporanya baik patogen atau nonpatogen. Sediaan tersebut harus bebas dari
kontaminasi mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat
kemurnian tinggi dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam
penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua
jenis kontaminasi secara fisik, kimia atau mikrobiologi. Contoh sediaan steril,
antara lain : Injeksi, Infus, Zat Padat Kering, Larutan Irigasi, Larutan
Dialisis, Tetes Mata, Salep Mata, dll.
Kita
ketahui bersama, bahwa sediaan steril merupakan sediaan farmasi yang mempunyai
kekhususan sterilitas dan bebas dari mikroorganisme. Oleh karena itu untuk
pengemas yang akan digunakan juga memiliki persyaratan yang sama dengan
sediaannya. Bahan pengemas yang biasa digunakan sebagai pengemas sediaan
steril, antara lain : Gelas, Plastik, dan Metal.
1. Gelas
Gelas
umumnya digunakan untuk kemasan dalam farmasi, karena memiliki beberapa
keuntungan. Kelebihan menggunakan gelas antara lain, inert, kedap udara, dibuat
dari bahan yang relatif murah, tidak mudah terbakar, bentuknya tetap, mudah
diisi, mudah ditutup, dapat dikemas menggunakan packaging line, mudah
disterilisasi, mudah dibersihkan dan dapat digunakan kembali.
Kekurangan
gelas sebagai wadah untuk menyimpan sediaan semisolid dibandingkan dengan logam
dan plastik adalah lebih rapuh (mudah pecah) dan lebih berat untuk pengiriman.
Kemasan untuk konsumen yang terbuat dari gelas bukan merupakan wadah yang
paling higienis karena wadah akan sering dibuka berulang-ulang oleh konsumen,
dimana tangannya tidak selalu bersih.
Gelas
dapat dikelompokan berdasarkan sifat reaktivitas dari komponen (formulasi)
gelas.
Gelas
|
Komposisi
|
Sifat-sifat
|
Aplikasi
|
Tipe I
|
Borosilikat
|
Resistensi
terhadap hidrolisis tinggi, eksporasi termal rendah.
|
Sediaan
parenteral asidik dan netral, bisa juga untuk sediaan akali yang sama.
|
Tipe II
|
Kaca soda kapur
(diperlukan dealkalisasi)
|
Resisten
hidrolitik relatif tinggi.
|
Sediaan
parenteral asidik dan netral, bisa juga untuk sediaan akali yang sesuai.
|
Tipe III
|
Kaca soda lapur
(tidak mengalami perlakuan dealkalisasi)
|
Sama denga tipe
II, tapi dengan pelepasan oksida.
|
Cairan anhidrat
dan produk kurang, sediaan parenteral jika sesuai.
|
Tipe IV
|
Kaca soda kapur
(penggunaan umum)
|
Resisten
hidrolitik sangat rendah.
|
Hanya digunakan
untuk sediaan non parenteral (oral, topikal, dsb.)
|
Kemasan
gelas atau kaca mempunyai sifat sebagai berikut :
o Tembus pandang.
o Kuat.
o Mudah dibentuk.
o Lembam.
o Tahan pemanasan.
o Pelindung terbaik terhadap kontaminasi dan flavor.
o Tidak tembus gas, cairan dan padatan.
o Dapat diberi warna.
o Dapat dipakai kembali (returnable).
o Relatif murah.
Bentuk kemasan gelas atau kaca yaitu :
Botol (leher tinggi, mulut sempit).
Jar (leher pendek, mulut lebar).
Tumbler (tanpa leher dan finish).
Jugs (leher pendek, ada pegangan).
Vial dan ampul (ukuran kecil, untuk obat atau zat
kimia, dll).
2. Metal atau logam
Setiap
logam yang dapat dibentuk dalam keadaan dingin cocok untuk pembuatan tube yang
dapat dilipat, tetapi yang paling umum digunakan adalah timah (15%), aluminium
(60%), dan timbal (25%). Timah yang paling mahal, dan timbal yang paling murah.
Karena timah yang paling mudah dibentuk, maka tube-tube kecil seringkali dibuat
dari timah yang lebih murah, meskipun biaya logamnya lebih tinggi. Lembaran
timbal yang diberi lapisan timah memberikan penampilan dan resistensi terhadap
oksidasi dari timah kemas dengan harga yang lebih rendah.
Timah
yang digunakan untuk maksud ini dicampur dengan kira-kira 0,5% tembaga supaya
kaku. Bila digunakan timbal, maka kira-kira 3% antimon ditambahkan untuk
menambah kekerasan. Aluminium mengeras jika dibuat tube, dan harus didinginkan
perlahan-lahan agar memberikan kelenturan yang diperlukan. Aluminium juga
mengeras pada pemakaian, kadang-kadang mengakibatkan tube menjadi bocor.
3. Wadah plastik
Plastik
dalam kemasan telah membuktikan kegunaannya disebabkan oleh beberapa alasan,
termasuk kemudahannya untuk dibentuk, mutunya yang tinggi, dan menunjang
kebebasan desainnya.
Plastik
yang digunakan sebagai wadah untuk berbagai produk, baik sediaan farmasi maupun
produk lainnya, harus memiliki kriteria berikut :
Komponen
produk yang bersentuhan langsung dengan bahan plastik tidak diadsorpsi secara
signifikan pada permukaan plastik tersebut dan tidak bermigrasi ke atau melalui
plastik.
Bahan
plastik tidak melepaskan senyawa-senyawa dalam jumlah yang dapat mempengaruhi
stabilitas produk atau dapat menimbulkan risiko toksisitas.
Beberapa keuntungan penggunaan plastik
untuk kemasan adalah sebagai berikut :
·
Fleksibel
dan tidak mudah rusak atau pecah.
·
Lebih
ringan.
·
Dapat
disegel dengan pemanasan.
·
Mudah
dicetak menjadi berbagai bentuk.
·
Murah.
Disamping keuntungan-keuntungan di
atas, penggunaan plastik untuk kemasan juga memiliki berbagai kerugian, antara
lain sebagai berikut :
§
Kurang
inert dibandingkan gelas tipe I.
§
Beberapa
plastik mengalami keretakan dan distorsi jika kontak dengan beberapa senyawa
kimia.
§
Beberapa
plastik sangat sensitive terhadap panas.
§
Kurang
impermeabel terhadap gas dan uap seperti gelas.
§
Dapat
memiliki muatan listrik yang akan menarik partikel.
§
Zat
tambahan pada plastik mudah dilepaskan ke produk yang dikemas.
§
Senyawa-senyawa
seperti zat aktif dan pengawet dari produk yang dikemas dapat tertarik.
Terima kasih ilmunya sangat bermanfaat, kalau boleh tahu ada referensinya tidak yah? Terima kasih.
BalasHapusBackgroud wallpapernya bikin nangis :"
BalasHapusTerima kasih sudah mempertemukan saya dengan materi yang sangat penting bagi anak sekolah
BalasHapusIzin copas buat laporan, tapi gak copas banget. Nanti saya taruh di dapus kok. Terimakasih
BalasHapus