Newest Post

// Posted by :Pika // On :Minggu, 04 Juni 2017



Proses untuk memperoleh sediaan solida yang memenuhi persyaratan aman, efektif, akseptabel secara ketersediaan farmasetik (uji) dan ketersediaan hayati (dalam tubuh).
Formulasi sediaan solida mencakup formula, metode dan proses, peralatan, dan pengemasan.
Praformulasi adalah suatu tahap pengembangan sifat-sifat fisika kimia suatu obat sebelum proses pembuatan obat atau merupakan suatu investigasi atau pengkajian terhadap sifat-sifat fisika, kimia, biologi suatu zat aktif baik secara individu maupun setelah dikombinasi dengan eksipien.
Tujuan praformulasi adalah untuk menetapkan parameter fisika kimia obat baru, menetapkan profil kecepatan kinetik, menetapkan ketercampuran dengan bahan tambahan lain yang umum digunakan dan memberikan data ilmiah untuk mendukung desain bentuk sediaan dan evaluasi efikasi, stabilitas serta bioavaibilitas produk obat.

Bahan tambahan sediaan tablet :
1.     Bahan Pengisi (Filler)
Diperlukan dalam rentang 5-80% (tergantung pada jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan).
Fungsi lain dari bahan pengisi :
            -    Memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir zat aktif.
         -   Pada pembuatan tablet cetak langsung, bahan pengisi dapat berfungsi sebagai bahan pengikat dan pelicin.
Macam-macam bahan pengisi berdasarkan kelarutannya :
          a.    Bahan Pengisi Larut Air
          Contoh : Laktosa, Sukrosa, Dextrosa, Manitol dan Sorbitol.
          b.    Bahan Pengisi Tidak Larut Air
         Contoh : Kalsium sulfat, Kalsium Karbonat, Amilum, Mikro Cristalis Cellulosa (MCC)
Bahan pengisi dibedakan berdasarkan material pengisinya :
          a.    Material Organik
         Contoh : Karbohidrat dan modifikasinya.
          b.    Material Anorganik
         Contoh : Kalsium fosfat dan Kalsium karbonat.
Bahan pengisi yang umum digunakan dalam formulasi tablet ialah Laktosa, MCC, dan Kalsium fosfat dibasik.
          1)    Laktosa
        Laktosa merupakan produk alami disakarida yang diperoleh dari susu sapi dengan konsentrasi 4,5%.
         2)   MCC (Mikro Cristalis Cellulosa)
       Dalam perdagangan dikenal dengan nama Avicel. Tipe-tipe Avicel diantaranya Avicel DG, Avicel pH 101 dan Avicel pH 102.
        3)   Kalsium Fosfat Dibasik
Nama dagang Kalsium fosfat dibasik adalah Calstars, Di-Cafos, Di-tab, dan Emcompress.
2.    Bahan Pengikat
Berdasarkan asalnya, bahan pengikat dibedakan menjadi 3, yaitu :
          a.    Berasal dari Alam
         Contoh : Akasia, Tragacanth, Gelatin dan Amilum.
          b.    Polimer Sintetik/Semisintetik
       Contoh : HPMC, PVP, PEG (Poli Etilen Glikol), CMC Na (Carboksi Metil Cellulosa Natrium).
          c.    Golongan Gula
         Contoh : Sukrosa dan Larutan glukosa.
Bahan pengikat dapat ditambahkan melalui 2 cara tergantung metode pembuatannya :
          1)    Metode Cetak Langsung
          Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk.
          2)   Metode Granulasi
        Di metode granulasi kering, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk serbuk. Pada granulasi basah, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk larutan/musilago, karena bahan pengikat akan berfungsi lebih efektif dibandingkan jika digunakan dalam bentuk kering.
Bahan pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet :
          -      Amilum
         Metode penambahan dicampur basah. Prosentase 2-5%.
          -      Gelatin
         Dengan cara dicampur basah. Prosentase 1-3%.
          -      PVP
         Metode penambahan campur basah. Prosentase 0,5-5%.
          -      PVP
         Metode campur kering. Prosentase 5-10%.
          -      CMC Na
         Metode dicampur basah. Prosentase 1-5%.
3.    Bahan Penghancur (Disintegrant)
Contoh bahan penghancur yang biasa digunakan :
          a.    Amilum (Pati)
         Konsentrasi yang lazim 5-10%.
          b.    MCC (Mikro Cristalis Cellulosa)
       MCC juga dapat digunakan sebagai pengikat yang baik dan dapat meningkatkan kekuatan mekanik tablet secara signifikan.
4.    Bahan Pelicin (Lubricant)
Fungsi : mengurangi gesekan antara tablet dengan dinding punch dan gesekan antara tablet dengan dinding die.
Contoh : Aerosil dan Amilum.
5.    Bahan Pelincir (Glidant)
Mengurangi gesekan antar partikel-partikel yang dikempa.
Contoh : Amilum dan Talk.
6.    Bahan Anti Lekat (Antiandherent)
Fungsi : mengurangi gesekan antara dinding die dan dinding punch.
Contoh : Mg Stearat dan Amilum.
7.    Bahan Pewarna
Fungsi : meningkatkan estetika
Contoh : Erytrosin (merah), Sunset yellow (kuning), Bliliant Blue (biru), Tratrazin (kuning) dan Fast green (hijau).
8.    Bahan Pembasah
Bahan pembasah biasanya digunakan dalam tablet yang mengandung zat aktif yang sukar larut dalam air dengan tujuan meningkatkan laju disolusi. Bahan pembasah yang sering digunakan adalah golongan Surfaktan.
Contoh : Na Lauril sulfat dan Tween (Span).
9.    Bahan Tambahan Ko-Proses
Adalah campuran dari dua atau lebih bahan tambahan yang berhubungan satu sama lain.
Keuntungan : dapat mengurangi jumlah bahan tambahan yang digunakan dan waktu proses yang diperlukan dalam formulasi serta dapat meningkatkan konsistensi dari bath ke bath.
Contoh : campuran dari MCC dan Colloidal Silica Dioksid yang mempunyai keuntungan dapat meningkatkan kekerasan tablet, meningkatkan retensi kompresibilitas setelah proses granulasi dan mempunyai sifat alir yang baik dibandingkan dengan formula yang menggunakan MCC atau Colloid Silica Dioksid secara tunggal.

Menurut pembuatannya, teblet dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.     Tablet kempa
2.    Tablet cetak

Jenis-jenis tablet :
1.     Tablet Lepas Cepat (Immediated Release)
Bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya segera setelah digunakan.
Contoh : Obat jantung, Analgesik dan Asma.
2.    Tablet Lepas Tunda (Delayed Release)
Obat tidak akan dilepaskan sampai waktu keadaan tertentu, misalnya pada perubahan pH intestinal dan perubahan pada plorautus.
Contoh : Obat Anti Diabetes.
3.    Tablet Kunyah (Chewable Tablet)
Tablet dengan rasa enak di mulut yang dimaksudkan untuk dikunyah di mulut sebelum di telan dan bukan untuk ditelan utuh.
Karakteristik tablet kunyah, apabila dikunyah akan membentuk massa yang halus mempunyai rasa yang enak dan tidak meninggalkan rasa pahit/tidak enak. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah Manitol (monosakarida), Sorbitol (monosakarida) dan Sukrosa (disakarida).
Tablet kunyah pemakaiannya ditujukan untuk anak-anak seperti obat antasida dan beberapa antibiotik.
Contoh : Promag (Antasida)
4.    Tablet Hisap (Losenges/Troches)
Ada beberapa pengertian, diantaranya :
           ·         Tablet yang larut perlahan untuk aksi lokal di mulut/tenggorokan, sering dibuat dengan cetakan permen.
          ·         Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya sebagai bahan dasar beraroma dan manis yang dapat membuat tablet melarut/hancur perlahan dalam mulut. Tablet hisap dimaksudkan untuk memberi efek lokal pada mulut dan tenggorokan.
Troches dan pastiles biasanya dibuat dengan menggabungkan obat dengan sebuah bahan dasar kembang gula keras dan beraroma menarik. Lozenges biasanya dibuat dengan mengempa, digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan/untuk mengurangi influenza. Disintegrant tidak digunakan dalam formulasi, kekerasan tablet hisap 7-14 kg. Tablet hisap harus dapat melarut perlahan-lahan dalam rongga mulut, dirancang agar tidak hancur dalam rongga mulut tapi melarut secara perlahan dalam waktu kurang lebih 30 menit.
Contoh : FG troches (Framicetin) dan Strepsil.
5.    Tablet Bukal/Bucal (antara pipi dan gusi)
Berikut beberapa pengertian :
          ·         Tablet yang dirancang ditempatkan di rongga bukal di mulut dengan aksi yang cepat.
          ·         Mukosa bukal terdapat di pipi sebelah dalam dan formulasi bukal diletakkan di dalam mulut diantara bagian atas gingiva dan pipi, untuk pengobatan lokal maupun sistemik. Tablet bukal adalah bentuk dari tablet kompresi/tablet cetak yang digunakan diantara pipi dan gusi, dan absorbsi terjadi melalui mukosa di dalam mulut.
Bentuk tablet bukal : kecil, datar, oval, diameter 5-8 mm, tebal 1-2 mm.
Kelebihan tablet bukal :
       - Menghindari terjadinya First Pass Effect (Metabolisme Lintas Pertama/tanpa melewati hati).
         - Mukosa bukal banyak mengandung pembuluh darah yang merupakan lingkungan yang menguntungkan dibandingkan lingkungan GIT karena sangat dipengaruhi oleh pH dan enzim.
          - Mudah dalam penggunaan dan pemberhentian pemakaiannya.
          - Meningkatkan kepatuhan pasien, lebih nyaman dibanding pemakaian injeksi/oral.
 Kekurangan tablet bukal :
         - Cepatnya eliminasi obat karena saliva/proses pencernaan makanan menyebabkan harus dilakukan pemberian berulang.
           -  Distribusi obat tidak merata di dalam saliva.
        - Kurangnya fleksibilitas sediaan, kadang menimbulkan rasa kurang nyaman pada penggunaan.
6.    Tablet Sub Lingual
Tablet yang diletakkan di bawah lidah dengan tujuan memberikan efek yang cepat.
Kelebihan tablet sub lingual :
          - Absorbsinya cepat.
          - Onsef (mulai) of action (kerja) cepat.
       - Bioavailabilitas (ketersediaan obat di dalam darah/di dalam sirkulasi sistemik) meningkat.
        - Tidak mengalami First Pass Effect (Metabolisme Lintas Pertama/tanpa melewati hati).
Kekurangan tablet sub lingual :
          - Tidak sesuai untuk obat dosis tinggi.
          - Tidak dapat untuk bahan obat yang mengiritasi.
          - Jika rasa tidak enak, tidak dapat diaplikasikan/diberikan.
        - Terjadinya ketidakpatuhan pasien untuk menghindari makan, minum, mengunyah, merokok dan banyak bicara.
7.    Tablet Effervesent
Merupakan sediaan tablet yang dibuat dengan cara pengempaan bahan-bahan aktif dengan campuran asam-asam organik seperti Asam sitrat/Asam tatrat dan Natrium bikarbonat. Tablet ini jika dalam air akan menghasilkan bentuk effervesent, sering memberikan rasa enak saat diminum. Tablet effervesent harus disimpan dalam wadah tertutup rapat/kemasan tahan lembab pada etiket tertera tidak untuk langsung diminum.
Contoh : Redokson, CDR dan Caldece.
8.    Tablet Disversibel
Tablet dimasukkan kedalam air akan membentuk suspensi yang lebih mudah untuk ditelan.
Contoh : tablet Zinc care (Zinc) dan serbuk Dehap.
9.    Tablet Larut (Soluble Tablet)
Tablet yang dimasukkan kedalam air akan membentuk larutan yang lebih mudah untuk ditelan.
10. Tablet Hancur Peroral (Oraly Disintegrating Tablet)
Tablet yang dibuat cepat hancur di rongga mulut dan tidak memerlukan air dalam penggunaannya. Contoh : Adalat (Adalat oros = Nipedipin, Adalat SR = Sustained release)
11.  Tablet Rektal
Tablet yang digunakan secara rektal/dubur dengan tujuan untuk kerja lokal/sistemik.
Contoh : Stesolid rectal (Diazepam) dan Stesolid tube (Diazepam).
12. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula), dimasukkan dalam vagina, umumnya mengandung antiseptik/astringen dan digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina.
13. Tablet Implan
Tablet yang disisipkan di bawah kulit dan dapat melepaskan obat dalam jangka waktu yang lama.
Contoh : KB.
14. Tablet Hipodermik
Tablet yang dilarutkan untuk membuat larutan injeksi yang digunakan untuk rute hipodermik (di bawah kulit).
15. Pastiles
Sediaan yang ditujukan untuk terlarut perlahan dalam rongga mulut untuk terapi infeksi tenggorokan, pada umumnya terdiri atas bahan dasar gelatin dan gliserin
16. Tablet Lepas Lambat
Istilah lain :
          -      Sustained Release (SR)
          -      Controled Release
          -      Time Release
          -      Extended Action
Sediaan lepas lambat dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
          a.    Tablet Aksi Berulang (Repeat Action Tablet)
        Sediaan tablet lepas lambat yang terdiri dari 2 bagian, pertama mempunyai bentuk dosis yang dapat dilepaskan dengan cepat/immediate release dan bagian kedua merupakan bagian yang dosisnya baru dapat dilepaskan setelah beberapa waktu berlangsung. Pelepasan obat yang berurutan dikontrol/dikendalikan dengan dengan suatu “time barrier” atau suatu “enteric coating”.
          b.    Tablet Lepas Lambat (Sustained Release Tablet)
         Bentuk sediaan ini memiliki 2 macam dosis, yaitu “initial dose” yang mirip dengan bagian pertama. Tablet aksi berulang dan “maitened dose” yang memiliki karakteristik/sifat pelepasan lambat. Tujuan bentuk sediaan lepas lambat untuk dosis pertama (initial dose) adalah untuk mendapatkan konsentrasi obat dalam darah pada rentang terapeutiknya dan konsentrasi terapeutik ini dipertahankan oleh bentuk dosis kedua/maintened dose.
           c.    Tablet Aksi Diperlambat (Prolonged Action Tablet)
        Sediaan ini mirip dengan sustained release, tablet hanya tidak mepunyai dosis muatan untuk mendapatkan kadar terapi pada awal pemakaian obat. Pelepasan obat berlangsung secara lambat dan memberi cadangan obat terus menerus dalam waktu tertentu.
Kelebihan tablet lepas lambat :
          - Meningkatkan kenyamanan pasien dalam menggunakan obat.
          - Mengurangi flutuasi kadar obat dalam darah.
         - Kontrol pemberian dosis terapeutik dapat dibuat pada kecepatan penghantaran yang diinginkan.
 Kekurangan tablet lepas lambat :
           - Biaya pembuatan lebih mahal dibandingkan dengan sediaan konvensional.
         - Kemungkinan terjadinya “dose dumping” yaitu sejumlah besarzat aktif lepas dari sediaan secara cepat.
           - Sering memiliki korelasi/hubungan invitro-invivo yang buruk.
           - Mengurangi fleksibilitas pemberian dosis.
           - Tidak semua zat aktif dapat diformulasikan menjadi sediaan lepas lambat.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © Farmasi Industri //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //