Newest Post

Archive for September 2015



A.  Pengertian Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
B.  Persyaratan Kapsul
Syarat atau karakteristik sediaan kapsul :
·      Homogen : setiap bagian campuran kapsul harus mengandung bahan yang sama dalam perbandingan yang sama pula.
·      Kering : tidak boleh menggumpal atau mengandung air karena mengandung bahan yang higroskopis, efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik.
C.  Jenis Kapsul
·      Kapsul cangkang keras

Kapsul cangkang keras terdiri atas wadah dan tutup. Metilselulosa, pati, gelatin merupakan salah satu contoh bahan untuk pembuatan kapsul. Pengisian untuk kapsul cangkang keras dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat.
·      Kapsul cangkang lunak

Kapsul cangkang lunak merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang dibuat dari bahan gelatin atau bahan lain yang sesuai. Biasanya kapsul cangkang lunak lebih tebal dari pada kapsul cangkang keras, mengandung 6-13% air.
D.  Ukuran Kapsul
Ukuran
Perkiraan Volume (ml)
Perkiraan Jumlah Serbuk
000
1,4
0,43-1,8 g
00
0,95
0,39-1,3 g
0
0,68
325-900 mg
1
0,5
227-650 mg
2
0,37
200-520 mg
3
0,3
120-390 mg
4
0,21
100-260 mg
5
0,13
65-130 mg
E.  Keuntungan Penggunaan Kapsul
·      Kombinasi bahan obat bervariasi sesuai kebutuhan pasien.
·      Dosis lebih tepat sesuai keadaan pasien.
·      Lebih stabil dibanding bentuk sediaan cair.
·      Ukuran partikel kecil sehingga disolusi dalam cairan tubuh lebih cepat dibanding kapsul, pil dan tablet.
F.  Kerugian Penggunaan Kapsul
·      Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap, karena pori-pori kapsul tidak mampu untuk menahan penguapan.
·      Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis.
·      Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
·      Tidak dapat digunakan untuk balita.
·      Tidak dapat dibagi-bagi.
G.  Cara Pembuatan Kapsul
1.     Kapsul cangkang keras
Cangkang kapsul keras harus dibuat dalam dua bagian yaitu badan kapsul dan bagian tutupnya yang lebih pendek. Kedua bagian saling menutupi bila dipertemukan, bagian tutup akan menyelubungi bagian tubuh secara tepat dan ketat.
Cangkang dibuat secara mekanis dengan mencelupkan batang atau pasak sebesar ukuran yang diinginkan kedalam suatu wadah yang penuh campuran gelatin yang sedang mencair. Pasak ini terbuat dari bahan mangan yang disepuh perunggu (manganese bronzen) dan dilekatkan pada sebuah lempeng dan dapat mencapai 500 pasak perlempeng. Tiap lempeng dapat diturunkan secara mekanis sehingga pasak-pasaknya dapat dicelup dalam wadah gelatin yang meleleh dalam periode waktu tertentu. Untuk mendapatkan bagian kapsul dengan panjang dan tebal yang diinginkan.
Kemudian pasak-pasak dan lempeng tadi diangkat perlahan-lahan dari wadah gelatin dan gelatin yang melekat dikeringkan perlahan-lahan akibat pengaturan temperatur dan kelembapan udara. Bila sudah kering, tiap bagian dirapikan sesuai dengan panjangnya, lalu kedua bagian dipertemukan dengan menggunakan mesin, yang penting harus diperhatikan dinding bagian badan kaspul tebalnya harus sedemikian rupa agar bagian tutup dapat cukup dan tepat menyelubunginya. Biasanya pasak untuk bagian tutup pasti harus lebih besar sedikit dari pada pasak untuk bagian badan dari kapsul.
Dalam produksi pencelupan, pengeringan, merapikan dan mempertemukan kedua bagian kapsul sebanyak pasak yang terdapat dalam lempeng berputar berulang-ulang memasuki dan keluar dari wadah gelatin leleh.
2.    Kapsul cangkang lunak
Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dengan cara proses lempeng dengan menggunakan seperangkat cetakan untuk membentuk kapsul dengan cara die process (berputar atau bolak-balik) yang lebih efisien dan produktif. Yang dimaksud dengan proses lempeng adalah sebagai berikut : selembar gelatin hangat yang tidak berwarna ditempatkan pada permukaan cetakan sebagian bawah dan larutan obat dituangkan kedalamnya baru kemudian selembar gelatin lainnya diletakkan diatas dan ditekan.
Tekanan tersebut bertindak sebagai pembuat kapsul. Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu yang bersamaan secara serentak, kemudian kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan dicuci dengan pelarut yang tidak mengganggu atau merusak kapsul. Mesin-mesin yang berkecepatan tinggi telah dikembangkan untuk pembuatan kapsul dengan cara proses lempeng dan telah digunakan dalam industri sekarang ini.
H.  Cara Pengisian Kapsul
Kapsul dapat diisi dengan cara sebagai berikut :
1.     Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotek untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuaidengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.
2.    Dangan alat bukan mesin

Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Caranya :
·      Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang tidak bergerak.
·      Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan atau ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
·      Kapsul ditutup dengan cara merapatkan atau menggerakan bagian yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.
3.    Dengan alat mesin

                   Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut, perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjaimin.
4.    Pengisian cairan kedalam kapsul
·      Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak merusak gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara. Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor atau keluar.
·      Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap, alkohol yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak atau meleleh, harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40% sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus, setelah itu ditutup dan dibersihkan.
                  Setelah kapsul diisi dengan bahan obat, hendaknya kapsul dibersihkan. Pembersihan ini bertujuan agar bagian luar dari kapsul terbebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan kepada pasien, terutama untuk kapsul yang terbuat dari tangan. Cara membersihkan kapsul adalah dengan meletakkan kapsul di atas sepotong kain (linen, woll) kemudian digosokkan smpai bersih atau dengan kapas yang dibasahi alkohol 96%.

KAPSUL

Jumat, 25 September 2015
Posted by Pika


Pengertian Tablet
Sediaan padat kempa yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Jenis-jenis Tablet
Tablet menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.   Tablet Biasa (Umum, Tanpa Salut)

Merupakan sediaan tablet hasil kompresi dari zat aktif dengan atau tanpa zat tambahan yang tidak memerlukan proses lebih lanjut setelah pencetakan. Apabila satu bagian tablet yang dipecahkan dan diperiksa pada kaca pembesar akan kelihatan tetap, tidak menunjukkan tanda-tanda penyalutan, ditelan dalam keadaan utuh. Contoh : tablet paracetamol, vitamin C.
2.  Tablet Effervescent (Buih)


Merupakan tablet tidak bersalut dan biasanya mengandung bahan asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan segera apabila terkena air, dan membebaskan gas karbondioksida. Cara penggunaan tablet adalah dilarutkan dalam air sebelum ditelan. Contoh : CDR dan redoxon.
3.  Tablet Bersalut (Tablet Salut)
Tablet bersalut adalah tablet yang diliputi oleh satu atau lebih lapisan yang terdiri dari campuran berbagai bahan seperti bahan asli atau resin sintetik, damar, pengisi tidak aktif dan tidak larut, gula, alkohol polihidrik, pewarna dan perasa yang diizinkan. Bahan yang digunakan biasanya dibuat dalam bentuk larutan atau suspensi didalam cairan yang mudah menguap. Tablet bersalut mempunyai permukaan yang halus, berkilat dan seringkali berwarna. Tablet yang penyalutnya tipis disebut juga dengan tablet bersalut film. Contoh : Nystatin, Oxprenolol.
4.  Tablet Bersalut Banyak (Tablet Enterik)
Tablet bersalut banyak adalah tablet yang diliputi satu atau lebih lapisan penyalut yang tahan terhadap cairan lambung tetapi dapat berlaku penghancuran di dalam cairan usus. Sifat ini dicapai dengan menggunakan bahan-bahan seperti selulosa, gluten dan kopolimer asam metakrilik anion dan ester-esternya sebagai penyalut. Contoh tablet enterik adalah tablet bisacodyl.
5.  Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet pelepasan terkendali adalah tablet bersalut atau tidak bersalut yang mengandung bahan tambahan tertentu atau disediakan melalui proses tertentu dengan cara terpisah atau bersamaan, yang bertujuan untuk mengendalikan konsentrasi pelepasan bahan obat untuk memperpanjang terapi obat secara efek yang teratur. Tablet pelepasan terkendali dikenal juga sebagai tablet lepas lambat.
6.  Tablet Yang Digunakan Didalam Mulut (Tablet Hisap)

Tablet yang digunakan didalam mulut, biasanya tablet ini tidak bersalut dan digunakan di dalam mulut. Tablet ini dimakan dengan menghisap seperti gula-gula. Tablet hisap mengandung bahan yang bersifat antiseptik atau bakteriostatik.
Tablet hisap diformulasikan dengan tujuan :
·      Memberikan efek lokal dan pelepasan bahan obat yang lambat karena dihisap (contoh strepsil).
·      Pelepasan dan penyerapan bahan obat dilakukan dibawah lidah (contohnya tablet sublingual).
·      Pelepasan dan penyerapan bagian lain mulut misalnya antara pipi dengan gusi (contoh tablet bukal). Tablet bukal mengandung steroid yang dapat langsung diserap kedalam peredaran darah tanpa melalui saluran pencernaan.
7.    Tablet Kunyah

Tablet kunyah adalah tablet tidak bersalut yang mengandung bahan-bahan bersifat antasid seperti magnesium karbonat, aluminium hidroksida dll. Tablet ini dihancurkan di dalam mulut atau dikunyah sebelum ditelan, tujuannya untuk mendapatkan efek terapi dengan segera.
8.     Tablet Larut
Tablet larut merupakan tablet tidak bersalut yang larut dalam air. Larutan yang dihasilkan mengkin sedikit berwarna disebabkan oleh bahan penambah yang digunakan dalam pembuatannya. Tablet ini dapat digunakan untuk pemakaian luar, oral atau injeksi.
9.     Tablet Implan
Tablet implant dapat dibuat dengan cara kompresi yang kuat atau dengan cara peleburan. Zat aktif yang terkandung didalamnya akan dilepaskan secara perlahan-lahan. Implant diproses atau dibungkus satu persatu didalam wadah steril. Contoh deoksikortison asetat dan implan testosteron.
10.   Tablet Untuk Penggunaan Luar
Merupakan tablet yang digunakan pada permukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh, merupakan tablet biasa, seperti tablet mata, tablet vagina, tablet uretral, dan tablet dental.
a . Kriteria Tablet
Tablet yang baik harus mengandung kriteria sebagai berikut :
1.     Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
2.    Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
3.    Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
4.    Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5.    Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
6.    Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
7.    Terbebas dari kerusakan fisik.
8.    Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
9.    Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
10. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
b.  Keuntungan Penggunaan Tablet
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan untuk pengobatan, memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
1.     Tablet merupakan bentuk sediaan utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dibanding semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
2.    Tablet merupakan sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
3.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan sehingga mudah dibawa.
4.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
5.    Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak memerlukan pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6.    Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama tablet salut yang kemungkinan pecah atau hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7.    Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
8.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
9.    Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
10. Bau, rasa, dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan penyalutan.
c.   Kerugian Penggunaan Tablet
Kerugian sediaan tablet jauh lebih sedikit dibanding keuntungannya. Kerugian sediann tablet antara lain :
1.     Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
2.    Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya tinggi, absorpsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.
3.    Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jelan keluar yang terbaik dan lebih murah.
4.    Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut usia.
d.  Komponen Pembentuk Tablet
Komponen tablet terdiri atas :
1.     Zat aktif
Zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·      Kemurniannya tinggi.
·      Stabil.
·      Kompatibel dengan semua eksipien.
·      Ukuran dan distribusi ukuran partikelnya baik.
·      Mempunyai sifat alir yang baik.
·      Tidak mempunyai muatan pada permukaan.
·      Mempunyai sifat organoleptis yang baik.
2.    Zat tambahan (eksipien)
Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas atau mutu tablet yang dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk eksipen, yaitu :
·      Netral secara fisiologis.
·      Stabil secara fisika dan kimia.
·      Memenuhi peraturan perundangan.
·      Tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat.
·      Bebas dari mikroba pathogen.
·      Tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.
Macam-macam zat pengisi (eksipien) :
a.    Bahan pengisi (Diluents/Fillers)
Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet. Contoh dari bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium karbonat, dan amilum.
b.    Bahan pengikat (Binders)
Bahan pegikat berfungsi memberi daya adhesi pada masa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa, mikrokristalin selulosa (avicel), polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom alam, tragakan, guar, pectin, amilum, PEG, Na Alginat, Magnesium, dan amilum silikat.
c.    Bahan penghancur (Disintegrants)
Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan sehingga akan meningkatkan disolusi tablet. Contoh dari bahan penghancur adalah amilum, avicel, asam alginate, explotab (sodium stratch glicolate), gom, Policlar AT (crosslinked PVP), Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC.
d.    Bahan pelicin
Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet memiliki 3 fungsi, yaitu :
·      Lubricants : bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding atau tepi tablet dengan die selama kompresi dan ejeksi.
·      Glidants : glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan atau meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidants yang paling popular karena disamping dapat berfungsi sebagai glidants juga sebagai disintegrant dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidant dibandingkan dengan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.
·      Antiadherents : bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada punch bawah. Talk, magnesium stearat, dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherents sangat baik.
e.  Metode Pembuatan Tablet
Metode pembuatan tablet secara umum dibagi menjadi 3, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung
1.     Granulasi Basah
Granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Granulasi basah digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap lembab dan panas. Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa atau campuran zat aktif dan eksipien dengan larutan pengikat tertentu sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu pula.
Tahapan dari granulasi basah ini yaitu :
1.     Campur kering.
2.    Granulasi dengan penambahan larutan pengikat.
3.    Pengeringan.
4.    Pengayakan.
5.    Campur massa.
6.    Pencetakan.
Keuntungan dari metode granulasi basah, yaitu :
·      Memperoleh aliran yang baik.
·      Meningkatkan kompresibilitas.
·      Mengontrol pelepasan.
·      Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
·      Distribusi keseragaman kandungan.
·      Meningkatkan kecepatan disolusi.
Kerugian dari metode granulasi basah, yaitu :
·      Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
·      Biaya cukup tinggi.
·      Zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dapat menggunakan pelarut non air.
2.    Granulasi Kering
Granulasi kering sering disebut juga dengan slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari sebuk semula (granul). Metode ini digunakan untuk zat aktif yangtidak tahan terhadap panas dan kelembaban. Prinsip metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya.
Tahapan dari granulasi kering ini yaitu :
1.     Campur kering.
2.    Pencetakan menjadi slug.
3.    Pengayakan.
4.    Campur massa.
5.    Pencetakan.
Keuntungan dari metode granulasi kering, yaitu :
·      Tidak perlu melakukan pencampuran larutan.
·      Peralatan yang digunakan lebih sedikit.
·      Baik untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan kelembaban.
·      Mempercepat waktu hancur.
Kekurangan dari metode granulasi kering, yaitu :
·      Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.
·      Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
·      Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang.
3.    Kempa Langsung
Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pekerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah :
·      Zat aktif yang sifat alirnya baik.
·      Kompresibilitasnya baik.
·      Bentuknya Kristal.
·      Mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Prinsip metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan eksipien yang memiliki aliran dan kompresibilitas yang baik kemudian dicetak.
Tahapan dari kempa langsung cukuplah singkat, yaitu :
1.     Campur massa.
2.    Pencetakan.
Keuntungan dari metode kempa langsung, yaitu :
·      Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit.
·      Prosesnya lebih singkat sehingga tidak tidak memakan waktu, tenaga, dan mesin yang banyak.
·      Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan kelembaban.
·      Waktu hancur dan disolusinya lebih baik.
Kerugian dari metode kempa langsung, yaitu :
·      Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi diantara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
·      Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung.
·      Sulit dalam pemilihan eksipien.
f.   Permasalahan Dalam Pembuatan Tablet
Permasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas, organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.
Permasalahan yang ditemui ketika melakukan pembuatan tablet, diantaranya :
1.     Perubahan yang terjadi pada zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai).
2.    Stabilitas zat aktif.
a.    Untuk zat aktif yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.
b.    Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan, digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dalam prosesnya.
c.    Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikerjakan.
d.    Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering.
·      Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan kempa langsung.
·      Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan granulasi kering.
3.    Pemilihan zat pengisi yang tepat.
Untuk penentuan eksipien perlu diperhatikan ada tidaknya reaksi dengan zat aktif. Di samping itu, bahan pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.
4.    Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan eksipien.
Jika terlalu banyak zat pengisi hendaknya jumlah pengisi sesedikit mungkin.
5.    Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%, jika terlalu besar akan terjadi penggumpalan.
6.    Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.
7.    Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%.
8.    Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.
9.    Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurukan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70°C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.
10. Pada pembuatan tablet dengan metode kempa langsung, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.
11.  Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan gliserin atau propilen glikol 1-4% dihitung terhadap mucilago.
12. Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago.
13. Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan :
·      Gliserin : dikhawatirkan pada waktu pengeringan air hilang atau menguap semua.
·      Tween : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu penambahan Tween agar tablet tidak pecah.
14. Jumlah Tween yang tepat tergantung pada :
·      Jumlah zat aktif.
·      Jumlah bahan pembantu yang digunakan.
15. Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasi.
Kemungkinan disebabkan oleh :
·      Distribusi pada mesin pencetak yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak, granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.
·      Aliran granul yang kurang baik.
·      Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh sehingga aliran jelek.
·      Lubrikan kurang sehingga aliran jelek.
16. Jika zat aktif larut air :
·      Jangan mengganulasi dengan air.
·      Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.
17. Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi meksimai 30%.

TABLET

Posted by Pika

// Copyright © Farmasi Industri //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //